Assalamualaikum Wr.wb
Dokter, di hari pertama sampai hari ketiga ketika saya datang bulan saya selalu mengalami nyeri haid yang luar biasa setiap kali saya mendapat datang bulan, sakit yang saya rasakan bisa membuat saya menjadi tidak bisa beraktivitas. Rutinitas tersebut membuat saya tersiksa, rasa nyeri ini sudah saya rasakan sudah lama dan menurut teman saya kemungkinan di rahim saya ada kista, dan saat ini saya seringkali mengalami sakit pinggang, punggung dan juga migrain. Dok, selama ini saya belum sempat untuk memeriksakan diri saya ke dokter, yang saya tanyakan sebenarnya bagaimana gejala yang ditimbulkan dari penyakit kista, apakah keluhan saya ini merupakan gejalanya? Sebelumnya saya ucapkan terima kasih banyak atas jawabanya.
Wassalam, Ita-Subang
Waalaikumsalamwarahmatullahiwabarakaatuh Ita,Wassalam, Ita-Subang
Dismenorea ada yang tidak jelas penyebabnya atau tidak ditemukan adanya kelainan tertentu pada organ kewanitaan baik rahim, indung telur, saluran telur dan sebagainya disebut dismenorea primer {paling banyak}. Sedangkan apabila sudah nyata penyebabnya dan ditemukan adanya kelainan tertentu pada organ kewanitaan dismenore sekunder.
Dismenorea primer biasanya terjadi pada usia antara 15 sampai 25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an, atau orang yang belum pernah melahirkan. Rasa nyeri berupa kaku atau kejang terasa di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha, kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar, biasanya setelah beberapa jam sampai beberapa hari. Beberapa faktor diduga sebagai faktor penyebab dismenorea primer ini antara lain faktor kejiwaan gadis yang kondisi emosinya belum stabil terutama bila belum mendapat pemahaman yang baik tentang haid, ambang terhadap nyeri yang rendah atau sangat peka terhadap nyeri, serta faktor hormone yang menyebabkan kontraksi yang berlebihan pada otot rahim, dan lain-lain. Seringkali segera setelah perkawinan dismenore hilang, dan jarang masih menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologik organ kewanitaan ataupun perubahan psikis.
Dismenore sekunder dimulai pada usia dewasa, menyerang wanita yang semula bebas dari dismenorea. Nyeri mulai pada saat haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah haid. Dismenorea primer biasanya terjadi pada usia antara 15 sampai 25 tahun dan kemudian hilang pada usia akhir 20-an atau awal 30-an, atau orang yang belum pernah melahirkan. Rasa nyeri berupa kaku atau kejang terasa di perut bagian bawah, menjalar ke daerah pinggang dan paha, kadang-kadang disertai mual, muntah, diare, sakit kepala dan emosi yang labil. Nyeri timbul sebelum haid dan berangsur hilang setelah darah haid keluar, biasanya setelah beberapa jam sampai beberapa hari. Beberapa faktor diduga sebagai faktor penyebab dismenorea primer ini antara lain faktor kejiwaan gadis yang kondisi emosinya belum stabil terutama bila belum mendapat pemahaman yang baik tentang haid, ambang terhadap nyeri yang rendah atau sangat peka terhadap nyeri, serta faktor hormone yang menyebabkan kontraksi yang berlebihan pada otot rahim, dan lain-lain. Seringkali segera setelah perkawinan dismenore hilang, dan jarang masih menetap setelah melahirkan. Mungkin kedua keadaan tersebut (perkawinan dan melahirkan) membawa perubahan fisiologik organ kewanitaan ataupun perubahan psikis.
Dismenorea sekunder disebabkan oleh kelainan organ reproduksi seperti peradangan tuba falopii {saluran telur}, endometriosis, peradangan di rahim, sumbatan saluran leher rahim seperti pada wanita dengan posisi rahim yang terlalu menekuk ke depan, mioma, polip dan lain-lain.
Gambar: Beberapa penyebab dismenore sekunder
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri pada dismenorea primer antara lain kurangi stres, olahraga, dan pola hidup yang sehat baik makanan maupun istirahat. Sedangkan apabila diperlukan, pada saat nyeri timbul dapat mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit baik dari obat-obatan tradisional maupun yang dianjurkan oleh dokter. Selain itu terapi akupuntur juga bisa sebagai alternatif terapi. Sedangkan untuk dismenorea sekunder perlu berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk penatalaksanaan lebih lanjut. Wallahu a’lam!
Mudah-mudahan Ita puas ya dengan penjelasannya.
No comments:
Post a Comment